2022_GAMBARAN KEJADIAN SHIVERING PASCA ANESTESI SPINAL PADA OPERASI ORTHOPEDI DI RECOVERY ROOM IBS RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Categorie(s):
   Shivering
Author(s):
   RAHYUNI
Publisher(s):
 
ISBN:
 
Keyword(s):
  Shivering, Paska Anestesi Spinal, Bedah Ortopedi
DOI:
 
Abstract :
  
Gambaran Kejadian Shivering Pasca Anestesi Spinal Pada Operasi Ortopedi di Recovery Room IBS RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Fakultas Kesehatan Program Studi DIV Keperawatan Anestesiologi Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali Email : [email protected] ABSTRAK Latar Belakang: Shivering merupakan salah satu komplikasi yang sering didapatkan paska operasi yang disebabkan oleh efek samping agen anestesi. Komplikasi dari shivering dapat berhubungan dengan peningkatan konsumsi oksigen, hipoksemia, munculnya asidosis laktat, pelepasan katekolamin dan rasa tidak nyaman pada pasien. Menurut data dari World Health Organization jumlah pasien pembedahan meningkat setiap tahunnya. The British Orthopeadic Association and National Joint Registry menyampaikan bahwa pembedahan ortopedi merupakan pembedahan spesialis terbesar ke sembilan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan di Recovery Room IBS RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari hingga Maret 2022 dengan jumlah sampel 93 yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Metode penggumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Hasil: Berdasarkan derajat dari shivering maka didapatkan 11 (11,8%) responden mengalami shivering derajat 0, 29 (31,2%) responden mengalami shivering derajat 1, 25 (26,9%) responden mengalami shivering derajat 2, 18 (19,4%) responden mengalami shivering derajat 3 dan 10 (10,8%) responden mengalami shivering derajat 4. Analisa: Frekuensi terbanyak dari shivering berada pada derajat 1. Shivering dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti hipotermia intra operatif, jenis dan dosis dari agen anestesi, metode pemberian anestesi, nyeri, perdarahan, panjangnya waktu operasi, hambatan reflek spinalis, penurunan aktivitas simpati dan alkalosis respiratorik. Semakin banyak dan kuat faktor tersebut berperan maka mungkin dapat menyebabkan derajat shivering yang lebih tinggi. Kesimpulan: Pada penelitian ini didapatkan derajat shivering dengan frekuensi terbanyak adalah derajat 1. Oleh karena itu sangat penting untuk memonitoring secara berkala suhu pasien paska operasi. Kata Kunci: Shivering, Paska Anestesi Spinal, Bedah Ortopedi
 
ISSN:
  0
eISSN:
  0
SIZE:
 
PAGE TOTAL:
 
Description:
  SKRIPSI