Latar Belakang: Menstruasi yang dialami para remaja putri dapat menimbulkan masalah, salah satunya adalah dismenorea. Menstruasi memang merupakan hal yang umum terjadi pada wanita, tetapi gejala dismenorea tidak bisa dianggap sepele. Berbagai faktor risiko dismenorea telah diidentifikasi dalam berbagai literatur, salah satunya adalah indeks massa tubuh (IMT). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan indeks masa tubuh dengan skala nyeri dismenorea pada remaja putri. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dengan sampel sebanyak 207 responden. Teknik sampling menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi indeks massa tubuh dan skala nyeri dismenorea. Analisa data menggunakan Spearman (Rho). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi IMT mayoritas normal yaitu 120 responden (58%) dan mayoritas mengalami skala nyeri dismenorea dalam kategori nyeri sedang sebanyak 100 responden (48,3%), sehingga didapatkan hasil p value adalah 0.561. Simpulan: Tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan skala nyeri dismenorea pada remaja putri di SMK N 4 Denpasar. Meskipun demikian, diharapkan para remaja tetap menjaga IMT ideal serta memperhatikan faktor nyeri dismenorea lainnya. Kata Kunci : indeks massa tubuh (IMT), skala nyeri dismenorea

Background: Menstruation experienced by young women can cause problems, one of which is dysmenorrhea. Menstruation is indeed a common thing for women, but the symptoms of dysmenorrhea cannot be taken lightly. Various risk factors for dysmenorrhea have been identified in various literatures, one of which is body mass index (BMI). Aim: This study aimed to analyze the correlation between body mass index and dysmenorrhea pain scale in adolescent girls. Methods: This study employed a cross sectional design. The population in this study were all class X students, and sample was obtained through total sampling, involving 207 respondents. The data were collected using instruments – the BMI observation sheet and dysmenorrhea pain scale. The collected data were then analyzed statistically using Spearman (Rho) test. Results: The results showed that the majority of respondents had normal BMI frequency distribution (120 respondents; 58%) and experienced moderate dysmenorrhea pain (100 respondents; 48.3%). The p-value result was 0.561. Conclusion: There is no correlation between BMI and dysmenorrhea pain scale in adolescent girls in Public Vocational School 4 Denpasar. Nevertheless, adolescents are expected to continue to maintain ideal BMI and aware to other dysmenorrhea pain factors. Keywords: body mass index (BMI), dysmenorrhea pain scale