Latar Belakang:Posyandu remaja merupakan suatu bentuk upaya kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi dalam mengatasi permasalahan remaja untuk membangun kesehatan dalam mempermudah remaja memperoleh informasi dan pelayanan kesehatan.Namun, realitanya kehadiran remaja di posyandu remaja tidak sesuai dengan harapan target pencapaian yang mengakibatkan terlambatnya proses pelaksanaan pembinaan remaja. Tujuan:Mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat kehadiran remaja dalam kegiatan posyandu remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Selatan. Metode:Jenis penelitian ini merupakan analitik observasionaldengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakanCluster Random Sampling dengan teknik sampling yang digunakan adalah total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 119 responden. Teknik analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil:Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (pvalue 0,025), dukungan teman sebaya (p-value 0,004) dan sumber informasi (pvalue 0,016)dengan tingkat kehadiran remaja. Sedangkan, dukungan keluarga (pvalue 0,238) dan jarak rumah (p-value 0,387) tidak ada hubungan dengan tingkat kehadiran remaja dalam kegiatan posyandu remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Selatan. Simpulan:Pengetahuan, dukungan teman sebaya dan sumber informasi berhubungan dengan kehadiran remaja dalam kegiatan posyandu remaja. Diharapkan petugas kesehatan dan kader posyandu untuk meningkatkan metode penyuluhan sehingga menarik perhatian remaja untuk hadir dalam kegiatan posyandu remaja. Kata Kunci: Kehadiran, Remaja, Posyandu Remaja

Background: Youth Health Service Integrated Post (Posyandu) is a form of comprehensive and integrated health efforts in overcoming promblems in adolescents. It is easier for adolescents to obtain information and health services. However, in reality the attendance of adolescents in the Youth Health Service Integrated Post activities is not in accordance with the expectations of achievement targets, this results a delay in the implementation of youth development. Aim: To determine the factors related to the level of adolescents attendance in Youth Health Service Integrated Post activities in the working area of Public Health Center South Kuta. Method: This study employed observational analysis design with cross-sectional approach. There were 119 respondents who met the inclusion and exclusion criteria recruited as the sample through total sampling technique. The data analysed by using Chi-Square statistical test. Finding: The findings showed that there was a corelation between knowledge (pvalue 0.025), peer support (p-value 0.004) and information sources (p-value 0.016) with adolescent attendance. Meanwhile, family support (p-value 0.238) and home distance (p-value 0.387) had no correlation with the level of youth attendance in Youth Health Service Integrated Post activities in the working area of Public Health Center South Kuta. Conclusion: In conclusion, the knowledge, peer support and information sources are related to the attendance of adolescents in Youth Health Service Integrated Post activities. It is hoped that health workers and Health Service Integrated Post cadres improve counseling methods; to get the attention of adolescents to attend Youth Health Service Integrated Post activities. Keywords: Attendance, Adolescents, Youth Health Service Integrated Post