Latar Belakang: Kejadian shivering (menggigil) dapat dipengaruhi oleh beberapa etiologi seperti ASA, umur, lama operasi, jumlah cairan infus, IMT (Indeks Masa Tubuh) dan jumlah perdarahan. Shivering (menggigil) pada sectio caesarea dapat dicegah melalui tatalaksana non farmakologi dan farmakologi salah satunya dengan menggunakan Ondansentron. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kejadian shivering pada pasien sectio caesarea yang diberikan Ondansentron di RSUD Wangaya. Metode: Desain penelitian ini adalah multiple case study dengan pendekatan deskriptif kualitatif pada 5 orang partisipan sectio caesarea dengan spinal anestesi. Semua pasien akan diberikan ondansentron sebelum anestesi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil: Keseluruhan pasien adalah wanita yang akan menjalani pembedahan sectio caesarea dengan status fisik ASA II-IIIE, Usia pada rentang 27-41 tahun, Lama operasi tergolong cepat sampai dengan sedang, jumlah cairan infus berada pada rentang 500-1500 cc, IMT tergolong ideal dan obesitas, serta jumlah perdarahan berada pada rentang 100-300 cc. Shivering terjadi pada 2 dari 5 partisipan setelah diberikan ondansentron. Terdapat satu pasien yang mengalami shivering derajat 3 pada intra operasi lalu meningkat menjadi 4 pada post operasi. Sementara satu pasien lagi mengalami shivering hanya pada post operasi dengan derajat 2. Kesimpulan: Shivering pada pasien Sectio Caesarea masih mungkin untuk terjadi meskipun sudah diberikan ondansentron sebagai akibat dari faktor jumlah cairan infus, ASA, suhu kamar operasi, Usia dan suhu Recovery Room yg lebih dingin. Penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian mengenai penatalaksanaan pre, intra, dan pasca anestesi khususnya bagi pasien yang akan menjalani operasi sectio caesarea. Kata Kunci: Shivering, Sectio Caesarea, Ondansentron

Background. The incidence of shivering can be affected by several etiologies such as ASA, age, length of surgery, amount of intravenous fluid, Body Mass Index (BMI) and the amount of bleeding. Shivering in cesarean section can be prevented through non-pharmacological and pharmacological management, and one of them by using Ondansentron. Aim. To describe the incidence of shivering in caesarean section patients who administered Ondansentron at Wangaya Hospital. Method. The study was multiple case study with qualitative descriptive approach. There were 5 respondents recruited as the sampel and they were administered ondansentron before anesthesia. The data were collected using interviews, observations, and documentation. Finding. The findings showed that all of the respondents had ASA II-IIIE physical status, age in the range of 27-41 years, the duration of surgery was relatively fast to moderate, the amount of intravenous fluid was in the range of 500-1500 cc, BMI was classified as ideal and obese, and the amount of bleeding was in the range of 100-300 cc. It was found that the shivering occurred in 2 out of 5 respondents after being given ondansentron. There was one respondent who experienced degree 3 of shivering intraoperatively and then increased to 4 postoperatively. On the other hand, one more respondent experienced shivering only in the post-operative period with degree 2. Conclusion. Shivering in Caesarean Section patients is still possible even though ondansentron has been administered as the result of the number of intravenous fluids, ASA, operating room temperature, age and cooler recovery room temperature. This study can be used as a study on the management of pre, intra, and post-anesthesia, particularly for patients who will undergo caesarean section. Keywords: Shivering, Caesarea Section, Ondansentron