Latar belakang: Fraktur adalah gangguan yang lengkap atau tidak lengkap dalam kontiunitas struktur tulang. Anestesi regional merupakan metode yang lebih bersifat sebagai analgesik. Anestesi regional hanya menghilangkan nyeri tetapi pasien tetap dalam keadaan sadar. Kejadian Pos Operation Nausea Vomiting (PONV) dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti nyeri perut, lemah, dan aspirasi isi lambung ke paru, gangguan cairan, dan elektrolit. Tujuan: Untuk mengidentifikasiKejadian PONV Pada Pasien Post Bedah Fraktur Dengan Regional Anestessi diRecovery Room RSUD Karangasem Metode:Desain penelitian ini adalah multiple case study dengan pendekatan deskriptif kualitatif pada lima partisipan yang mengalami PONV post bedah fraktur. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan panduan obsevasi dan wawancara. Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kasus tunggal dan analisis lintas kasus. Hasil: Dari kelima partisipan diperoleh empat partisipan mengalami PONV dari rentang waktu 15-35 menit dan satu partisipan yang tidak mengalami PONV.Partisipan yang mengalami PONV rata-rata partisipan yang berjenis kelamin laki-laki di usia dewasa yang melakukan tindakan operasi fraktur yang memerlukan waktu yang lama. Kesimpulan: Semua partisipan memiliki rentang usia yang sama yaitu dewasa sampai lanjut usia dengan status fisik ASA I dan II yang akan menjalani prosedur ORIF P/S. dari kelima pasien hanya satu pasien yang tidak mengalami PONV sedangkan empar partisipan mengalami PONV. Penatalaksanaan dilakukan dengan memberikan ondansetrol post op Kata kunci: Regional Anestesi, PONV, Fraktur

Background: Fracture is a complete or incomplete disorder in the continuity of bone structure. Regional anesthesia is a method that is more analgesic. Regional anesthesia only relieves pain but the patient remains conscious. The incidence of Post Operation Nausea Vomiting (PONV) can cause various complications, such as abdominal pain, weakness, and aspiration of gastric contents to the lungs, fluid disorders, and electrolytes. Purpose: To identify the incidence of PONV in post-surgical fracture patients with regional anesthesia in the Recovery Room of Karangasem General Hospital. Method: The study employed multiple case study with qualitative descriptive approach. There were five participants who underwent fracture surgery experienced PONV recruited as the sample. The data were collected through observation and interview guidelines; further, the data analysed using single case and cross-case analysis. Finding:The findings showed that four participants experienced PONV from time range of 15-35 minutes, there was only one participant did not experience PONV. Participants who experienced PONV were majorly male in adulthood who underwent fracture surgery that took long time. Conclusion: All participants had the same age range, namely adults to the elderly with ASA I and II physical status who undergo the ORIF P/S procedure. From the five participants, only one participant does not experience PONV while four participants experienced PONV. Management is carried out by providing ondansetron post operative. Keywords: Regional Anesthesia, PONV, Fracture