Latar belakang: Komunikasi terapeutik merupakan elemen penting dalam asuhan keperawatan untuk membangun hubungan saling percaya antara perawat, pasien, dan keluarga. Hambatan seperti keterbatasan waktu, beban kerja tinggi, dan kurangnya keterampilan komunikasi masih menjadi tantangan utama. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi hambatan dan tantangan komunikasi terapeutik dari perspektif perawat, pasien, keluarga, dan kepala ruangan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Klungkung. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipan. Sebanyak 37 partisipan yang terdiri dari perawat, pasien, keluarga pasien, dan kepala ruangan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara tematik untuk mengidentifikasi pola utama. Hasil: Penelitian ini mengungkap tiga tema utama. Pertama, komunikasi terapeutik perawat kurang optimal pada fase orientasi, kerja, dan terminasi. Kedua, kelebihan beban kerja yang mencakup tingginya volume tugas, rasio perawat-pasien yang tidak seimbang, dan burnout. Ketiga, sikap perawat yang kurang empati dalam komunikasi verbal dan non-verbal, seperti nada suara terburuburu dan ekspresi wajah kurang ramah. Kesimpulan: Hambatan dan tantangan komunikasi terapeutik mencakup keterbatasan keterampilan, beban kerja, dan sikap empati. Solusi strategis diperlukan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, kepuasan pasien, dan kualitas asuhan keperawatan. Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Hambatan, Tantangan, Empati, Beban Kerja, Ruang Rawat Inap.

Introduction: Therapeutic communication is an essential element of nursing care to build trust between nurses, patients, and families. However, barriers such as limited time, high workloads, and insufficient communication skills remain significant challenges. This study aims to explore the barriers and challenges in therapeutic communication from the perspectives of nurses, patients, families, and head nurses at the inpatient ward of Klungkung District Hospital.. Methods: This qualitative study employed a phenomenological design. Data were collected through in-depth interviews and participant observations. A total of 37 participants, including nurses, patients, family members, and head nurses, were selected using purposive sampling. Thematic analysis was conducted to identify key patterns. Results: The study identified three main themes. First, therapeutic communication by nurses was suboptimal in the orientation, working, and termination phases due to insufficient selfintroduction, the use of complex medical terms, and minimal evaluation of follow-up plans. Second, excessive workloads, such as high task volume, imbalanced nurse-patient ratios, and burnout, posed significant barriers. Third, a lack of empathy in verbal and non-verbal communication, such as hurried tones and unfriendly facial expressions, created discomfort for patients and families. Conclusion: Barriers and challenges in therapeutic communication include limited skills, excessive workloads, and insufficient empathy. Strategic solutions are needed to improve communication effectiveness, patient satisfaction, and the overall quality of nursing care. Keywords: therapeutic communication, barriers, challenges, empathy, workload, inpatient ward.