Latar belakang: Sekitar 50% pasien stroke mengalami gejala sisa berupa kelemahan otot pada ekstremitas, yang dapat menghambat proses rehabilitasi jika tidak mendapatkan intervensi yang tepat. Salah satu alternatif terapi yang menjanjikan adalah latihan rentang gerak menggunakan media cermin (mirror therapy), yang terbukti efektif dalam meningkatkan status fungsional sensori motorik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas mirror therapy terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre-posttest dan kontrol, melibatkan 52 pasien stroke non hemoragik yang dibagi menjadi dua kelompok: 26 orang pada kelompok perlakuan dan 26 orang pada kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, dan penilaian kekuatan otot dilakukan menggunakan skala Medical Research Council. Analisis data dilakukan dengan uji Paired t-test dan Independent t-test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot pre-test pada kelompok perlakuan dan kontrol sebagian besar berada pada derajat 2, dengan nilai rata-rata perlakuan 2,04 dan kontrol 2,31. Setelah intervensi, 42,3% pasien pada kelompok perlakuan menunjukkan peningkatan kekuatan otot ke derajat 4, dengan nilai rata-rata 3,54, sedangkan pada kelompok kontrol, 34,6% tetap pada derajat 2 dan 3, dengan nilai rata-rata 2,65. Uji Paired t-test menunjukkan p value

Background: Approximately 50% of stroke patients experience residual symptoms in the form of muscle weakness in the extremities, which can hinder the rehabilitation process if not addressed with appropriate interventions. One promising alternative therapy is range of motion exercises using mirror therapy, which has been shown to effectively enhance sensory motor functional status. This study aims to evaluate the effectiveness of mirror therapy in improving muscle strength in non hemorrhagic stroke patients. Methods: This study employs a quasi experimental design with a pre post test and control group, involving 52 non hemorrhagic stroke patients divided into two groups: 26 in the treatment group and 26 in the control group. Sampling was conducted using simple random sampling. Data were collected through questionnaires, and muscle strength was assessed using the Medical Research Council scale. Data analysis was performed using Paired t test and Independent t test. Results: The results indicate that the pre test muscle strength in both the treatment and control groups was predominantly at grade 2, with average values of 2.04 for the treatment group and 2.31 for the control group. After the intervention, 42.3% of patients in the treatment group showed an increase in muscle strength to grade 4, with an average value of 3.54, while in the control group, 34.6% remained at grades 2 and 3, with an average value of 2.65. The Paired t test revealed a p value