Latar belakang: Kehamilan Risiko tinggi adalah suatu kondisi dengan kumungkinan lebih tinggi mengarah pada ibu dan morbiditas dan mortalitas, perinatal selama kehamilan. Termasuk keberadaan komorbiditas dan faktor Risiko yang dapat menyebabkan komplikasi dan kematian neonatal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi diwilayah kerja UPT Puskesmas Oeekam Kabupaten Timor Tengah Selatan. Metode : Penelitian ini menggunakan survey deskriptif kuantitatif dengan metode cross -sectional Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Oeekam sebanyak 122 orang. Jumlah sampel penelitian ini 54 responden dengan menggunkan Non probality dengan metode total sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil : Responden yang memiliki tingkat pengetahuan dengan nilai minimum 20, dan nilai maximum 100, dan nilai rata rata responden 85.93. dan responden yang memiliki sikap dengan nilai minimum 32, dan nilai maximum 42, dan nilai rata rata responden 34.31. Dilakukan uji normalitas data, dengan hasil data berdistribusi tidak normal. Karena data berdistribusi tidak normal dilakukan uji Spearman rho dengan hasil menunjukan bahwa koefesien korrelasi antara pengetahuan dan sikap; - 0.155 (lemah dan negative), Nilai P : 0.263 tidak signitif secara statistic dengan a= 0.05). yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hami dengan kehamilan risiko tinggi. Kesimpulan : Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi tidak ada keterkaitannya dengan sikap ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi. Diharapkan kepada ibu hamil lebih sering utuk mencari informasi lebih mengenai kehamilan agar terhindar dari kehamilan yang berisiko tinggi. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Ibu hamil, kehamilan risiko tinggi

Background. High-risk pregnancy is a condition with a higher likelihood of leading to maternal morbidity and mortality, as well as perinatal morbidity during pregnancy. This includes the presence of comorbidities and risk factors that may cause complications and neonatal death. The aim of this study is to determine the correlation between knowledge and attitudes of pregnant women regarding high-risk pregnancy in the working area of the Oeekam Public Health Center in South Central Timor. Method. This study employed a quantitative descriptive survey with a cross-sectional method. The population of this study consisted of 122 pregnant women in the working area of the Oeekam Public Health Center. The sample size was 54 respondents, selected through a non-probability method, the total sampling. The instrument used in this study was a questionnaire. The collected data were analyzed using quantitative descriptive analysis with univariate and bivariate analysis. Results. Respondents had a knowledge score ranging from a minimum of 20 to a maximum of 100, with an average score of 85.93. The respondents’ attitude scores ranged from a minimum of 32 to a maximum of 42, with an average score of 34.31. A normality test was performed, which showed that the data was not normally distributed. Because the data was not normally distributed, the data were further analyzed using Spearman rho test and showed that correlation coefficient between knowledge and attitudes was -0.155, with p-value of 0.263, which was not statistically significant at α = 0.05. This indicated no correlation between knowledge and attitudes of pregnant women regarding high-risk pregnancy. Conclusion. There is no correlation between the pregnant women’s knowledge about high-risk pregnancy and their attitudes towards it. It is recommended that pregnant women seek more information about pregnancy to avoid high-risk pregnancies. Keywords: Knowledge, Attitudes, Pregnant women, High-risk pregnancy