Latar Belakang: Pasca operasi sering terjadi beberapa komplikasi terutama hipotermi. Hipotermi adalah pergerakan otot berulang dan involunter yang bertujuan untuk mengkompensasi hipotermia yang diakibatkan oleh penurunan suhu tubuh yang berlebih. Salah satu upaya mengatasinya dengan Blanket blower warmer. Tujuan: Mengetahui penanganan hipotermi dengan blanket blower warmer pada pasca regional dan general anestesi di RSD Mangusada. Metode: Penelitian ini menggunakan desain multiple case study dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah case analysis dan cross case analysis. Hasil: Seluruh partisipan dalam penelitian ini mengalami hipotermi pasca anestesi regional dan general. enam partisipan mengalami kenaikan suhu tubuh 0,5-1°C dan tiga partisipan mengalami kenaikan saturasi tubuh dari 99%-100% dan tiga partisipan mengalami saturasi yang tetap. Simpulan: Seluruh partisipan yang mengalami hipotermi pasca regional dan general anestesi dan seluruh partisipan yang setelah diberikan penanganan dengan blanket blower warmer suhu tubuh partisipan mengalami kenaikan. Kata Kunci: Blanket Blower Warmer, Hipotermi, Anestesi, Multiple Case Study

Background: Post-operative complications often occur, particularly hypothermia. Hypothermia is a repetitive and involuntary muscle movement that aims to compensate for hypothermia caused by an excessive decrease in body temperature. One of the efforts to manage hypothermia is by using the blanket blower warmer. Aim: This study aimed to find out the management of hypothermia using blanket blower warmer in patients post regional and general anesthesia at Mangusada District Hospital. Methods: This study employed a multiple case study design with a qualitative descriptive approach. The data were collected through interviews and observations and then analyzed using case analysis and cross case analysis. Results: All participants in this study experienced hypothermia post regional and general anesthesia. 6 participants experienced an increase in body temperature of 0.5-1°C and three participants experienced an increase in body saturation from 99%-100% and three participants experienced fixed saturation. Conclusion: All hypothermic patients post regional and general anesthesia experience an increases of body temperature after they are treated with blanket blower warmer. Keywords: Blanket Blower Warmer, Hypothermia, Anesthesia, Multiple Case Study