Latar Belakang: Penyakit hati merupakan salah satu penyakit degeneratif yang prevalensinya semakin meningkat, terutama akibat penggunaan obat yang berlebihan seperti parasetamol. Penggunaan parasetamol dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati. Salah satu cara untuk mengurangi kerusakan hati adalah dengan menggunakan senyawa hepatoprotektor dari bahan alam, seperti buah anggur Bali (Vitis vinifera L.), yang diketahui memiliki kandungan antioksidan tinggi. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian ekstrak buah anggur Bali terhadap gambaran histopatologi hati mencit (Mus musculus L.) yang diinduksi parasetamol. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental murni menggunakan 30 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi lima kelompok. Setelah 14 hari, mencit diterminasi, diambil organ hatinya, dan dilakukan analisis histopatologi dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE). Hasil pengamatan kemudian diuji statistik menggunakan uji ANOVA dan Post Hoc LSD. Hasil: Kelompok perlakuan dengan dosis 200 mg/kgBB ekstrak anggur Bali (P1) menunjukkan sedikit efek protektif terhadap kerusakan hati dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Namun, kelompok dengan dosis 400 mg/kgBB (P2) dan dosis 800 mg/kgBB (P3) tidak menunjukkan manfaat protektif dan malah menunjukkan peningkatan kerusakan hati. Kesimpulan: Pemberian ekstrak anggur Bali pada dosis 200 mg/kgBB memiliki potensi protektif terhadap kerusakan hati. Kata Kunci: histopatologi hati, parasetamol, anggur Bali, hepatoprotektor, mencit.

Background: One of the degenerative diseases that is becoming more common is liver disease, particularly as a result of overusing medications such as paracetamol. The use of paracetamol in high doses can cause liver damage. Using hepatoprotector chemicals derived from natural materials, such the high antioxidant content of Bali grapes (Vitis vinifera L.), is one strategy for reducing liver damage. Purpose: To describe the hepar histopathology of male mice (Mus Musculus L.) induced by paracetamol after the administration of balinese grape extract (Vitis Vinifera L.) Method: This research was a true experimental study by using 30 male mice divided into five groups. After 14 days, the mice were terminated, the liver was taken, and histopathological analysis was performed with Hematoxylin Eosin (HE) staining. The results were then statistically tested using ANOVA and Post Hoc LSD tests. Result: The treatment group with a dose of 200 mg/kgBB of Balinese grape extract (P1) showed little protective effect against liver damage compared to the positive control group. However, the groups with a dose of 400 mg/kgBB (P2) and a dose of 800 mg/kgBB (P3) showed no protective benefit and instead showed an increase in liver damage. Conclusion: The administration of balinese grape extract at a dose of 200 mg/kgBB has potential protection against liver damage. Keywords: hepar histopathology, paracetamol, Balinese grape, hepatoprotector, male mice.